KESULTANAN PASÉR
Kesultanan Pasér adalah sebuah kerajaan yang pernah berdiri di Kalimantan bagian Tenggara. Sebelumnya bernama Kerajaan Sadurengas, kemudian pada tahun 1114 H (1703 M) berubah nama menjadi Kesultanan Paser.
Kesultanan Paser berakhir karena dihapuskan oleh Belanda pada tanggal 14 Syafar 1324 Hijriah, bertepatan dengan tanggal 7 April 1906 M.
Pada tahun 1927 M bekas wilayah Kesultanan Paser, yaitu daerah yang sekarang bernama Kecamatan Penajam, Balikpapan dan terus ke Utara,
1. LETAK GEOGRAFI
Kerajaan Sadurengas yang kemudian dinamakan Kesultanan Pasér, wilayahnya cukup besar dan luas. Kerajaan atau Kesultanan ini dahulu itu terletak di bagian Selatan Daerah Tk. I Provinsi Kalimantan Timur sekarang ini dan sebagian lagi, termasuk Daerah Tk. I Provinsi Kalimantan Selatan sekarang.
Batas wilayahnya :
Sebelah Utara : 0o .00 (Sungai Raden) berbatasan dengan Kesultanan Kutai Kertanegara ;
Sebelah Barat : 11o .35 BT (deretan gunung dan bukit) berbatasan dengan Kerajaan Tumbun Bungai ;
Sebelah Selatan : 3o .00 LS (Teluk Kelumpang) berbatasan dengan Kerajaan Pulau Laut Tanah Bumbu ;
Sebelah Timur : 117o .00 BT (Selat Makasar)
Peta Wilayah Kesultanan Pasér
2. FISIK ALAMNYA
Di sebelah Barat merupakan deretan Pegunungan dan Perbukitan yang membujur dari Utara ke Selatan. Mengarah ke Timur, gunung dan bukit berangsur landai melewati dataran tinggi dan dataran rendah, terdapat tanah rawa yang sangat luas, sampai ke tepi pantai Selat Makasar.
Sungai-sungainya banyak dan kesemuanya mengalir ke arah Timur. Dari sekian banyak sungai-sungainya, ada 5 sungai yang cukup besar dan panjang yang dahulu merupakan jalur perhubungan dan lalu lintas perdagangan.
Sungai-sungai tersebut ialah : Sungai Telaké, Sungai Modang, Sungai Kendilo, Sungai Aper dan Sungai Cengal.
3. KANDUNGAN BUMINYA
1. Emas, terdapat di kepala sungai Kendilo, di sekitar Gunung Meliat, dan masih ada yang belum di ketahui.
2. Batu bara, terdapat di sekitar Lempesu, Gunung Batu Besar, Taberuk, dan masih ada yang belum di ketahui.
3. Minyak dan Gas Bumi, di lepas Pantai Manggar, sekitar Teluk Adang dan Joné, sekitar Pasér Beléngkong dan lepas pantai Tanjung Aru, dan masih ada yang belum di ketahui.
4. IKLIM ALAMNYA
1. Musim kemarau, umumnya terjadi pada bulan Juni sampai dengan Agustus (kemarau pendek). Kemarau panjang bisa terjadi mulai bulan Mei sampai dengan bulan Oktober.
2. Musim hujan, umumnya terjadi pada bulan Januari sampai dengan bulan Maret. Bisa pula terjadi mulai dari bulan Desember sampai bulan Mei.
3. Curah hujan rata-rata 2525 mm pertahun.
5. KESUBURAN TANAHNYA
Wilayah kerajaan atau kesultanan ini adalah merupakan tanah agraria yang subur, terbukti pada zamannya, merupakan penghasil beras yang melebihi dari keperluan rakyatnya.
Terlebih pula, karena raja-rajanya atau Sultan-Sultannya bukan saja sebagai pimpinan pemerintahan, tetapi juga pimpinan perladangan dan persawahan serta perkebunan yang tidak pernah merasa canggung turun dilapangan, memimpin usaha rakyatnya.